Langsung ke konten utama

Sejarah Perkembangan Ortopedagogik


A. Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Khusus di dunia
     Untuk anak luar biasa pengakuan atas hak pendidikan dimulai dengan pengakuan atas hak pemeliharaannya. Maka pada mulanya lahir tempat-tempat pemeliharaan anak-anak luar biasa. Kemudian barulah dikembangkan tempat-tempat pendidikannya. Kedua hak tersebut sebenarnya sudah diwariskan sejak anak lahir ke muka dunia, akan tetapi masyarakat zaman dahulu banyak yang mengingkari hak-hak tersebut. Mereka mencurigai yang mengalami kelainan dan menuduhnya manusia berdosa atau keturunan orang berdosa.Beberapa kelompok menjadikan orang luar biasa sebagai barang persembahan bagi yang ghaib ada pula yang membuangnya ke hutan, sungai dan sebagainya.Negara-negara yang berperadaban seperti Roma menganggap orang luar biasa hanya sebagai beban belaka karena tidak dapat dijadikan prajurit perang, orang Yunani menyerahkan nasib orang yang cacat kepada kepala suku/keluarga orang tersesbut.Akan tetapi sikap seperti itu tidak berlaku di semua tempat ada juga kelompok-kelompok yang menghargai orang cacat dan luar biasa lainnya, bahkan mengobatinya. Yang mengobati mereka pada waktu itu biasanya pemimpin agama di daerahnya. Diantara masyarakat kuno yang terkenal menyantuni orang cacat ialah Cina kuno.Kedatangan agama-agama samawi soperti yahudi, Kristen, dan islam mendorong perubahan sikap kepada mereka yang masih belum mempedulikan anak-anak cacat.Agama-agama tersebut mengajarkan kasih sayang terhtadap semua makhluk hidup, termasuk anak luar biasa. Walaupun demikian agama tidak mewariskan bagaimana cara mewujudkan bantuan tersebut terhadap anak luar biasa. Namun dalam kitab suci al-Qur’an surat Abasa ayat 1 sampai dengan 11, diisyaratkan bahwa nabi Muhammad SAW pernah diberi peringatan oleh Allah SWT, karena tidak mempedulikan orang buta yang bernama Abdullah bin Ummi Maktum yang ingin belajar tentang agama islam langsung dari beliau, setelah diberi peringatan akhirnya beliaupun memberi pelajaran tentang agama islam kepada Abdullah bin Ummi Maktum.Kemudian organisasi-organisasi muncul dengan tujuan menyantuni/memelihara anak luar biasa yang kemudian berkembang dengan timbulnya gagasan usaha-usaha memberikan pelayanan dan pendidikan kepada mereka.Perkembangan mengenai cara-cara pelayanan/pendidikan ternyata mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Pengakuan terdahulu mengenai hak-hak pendidikan anak luar biasa cenderung memisah-misahkan anak-anak tersebut dari anak-anak normal, hal itu perlu karena kalau tidak demikian maka anak luar biasa akan tetap tidak mempunyai jaminan perhatian.Dewasa ini timbul gagasan untuk menyatukan pendidikan anak luar biasa dengan anak-anak normal, melalui pendidikan integrasi dan inklusi, tentunya harus dilandasi beberapa hal yang akan menguntungkan kedua belah pihak.

B.     Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Khusus di Indonesia
1) Pendidikan khusus di Indonesia dimulai dengan didirikannya Blinden Institut Tahun 1901 oleh dr. Westhoff, yaitu lembaga pendidikan bagi anak tunanetra di Bandung. Kini   dikenal SLB A Wiyata Guna.  
2) Tahun 1927 Folker merintis pendidikan bagi anak tunagrahita -> Folker School, 1942 diganti menjadi Perkumpulan Pengajaran Luar Biasa. Kini SLB C Cipaganti Bandung 
3) Tahun 1930 Ny. Roelfsema mendirikan Vereniging Voor Onderwijs an Doffstomme Kinderen in Indonesia. Kini SLB B LPATR Cicendo Bandung 
4)  Tahun 1938 di Wonosobo Jateng, didirikan Werk Voor Misdeelde Kinderen in Nederlans Vost Indie, yang pada tahun 1958 diubah menjadi yayasan Dena Upakara, dan berikutnya sekolah untuk anak tunarungu putra didirikan oleh Bruder Karitae Kini yayasan Karya Bhakti 
5)  Berikutnya Di Temanggung Jateng didirikan pula sekolah untuk anak tunanetra 
6)  Sekolah khusus bagi anak nakal  -> Pro Joventute 
7) Hampir semua lembaga pendidikan tadi berlandaskan Charity (belas kasihan) dan sifatnya segregatif 
8) Perkembangan PLB kurun waktu 1984 - 1990   
  • Dicanangkannya Wajib Belajar 6 tahun 
  • Diperkenalkannya SDLB dengan dana Proyek Inpres 
  • Dikeluarkan Kepmen 002/U/1986 tentang Pendidikan Terpadu (termasuk pengangkatan GPK) 
  • Didirikannya beberapa SLB Pembina baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional 
9)  Perkembangan PLB kurun waktu 1990 – sekarang. 
  • Turut serta dalam penuntasan wajar 9 tahun 
  • Perluasan/peningkatan Subdit PSLB menjadi Direktorat PLB, sayang sekarang kembali ke Direktorat PSLB 
  • Diujicobakannya kembali model pendidikan terpadu (menuju pendidikan yang inklusif) di beberapa daerah 
  • Dikeluarkan kebijakan (edaran Dirjen Dikdasmen tentang pendidikan yang inklusif 
  • Tumbuh kembangnya sekolah-sekolah “inklusif” di beberapa daerah     Perkembangan ortopedagogik sebagai ilmu yang diawali dengan perkembangan pendidikan tiap-tiap jenis anak luar biasa. Setelah tiap-tiap jenis anak luar biasa berkembang, gambaran umum yang meliputi semua jenis keluar biasaan diperoleh dan dikembangkan sehingga menjadi suatu kebulatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK ANAK TUNANETRA

ANAK TUNANETRA A.  Pengertian Tunanetra Pengertian tunanetra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak dapat melihat (KBBI, 1989:p.971) dan menurut literatur berbahasa Inggris  visually handicapped  atau visual impaired.  Pada umumnya orang mengira bahwa tunanetra identik dengan buta, padahal tidaklah demikian karena tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Anak yang mengalami gangguan penglihatan dapat didefinisikan sebagai anak yang rusak penglihatannya yang walaupun dibantu dengan perbaikan, masih mempunyai pengaruh yang merugikan bagi anak yang yang bersangkutan (Scholl, 1986:p.29). Pengertian ini mencakup anak yang masih memiliki sisa penglihatan dan yang buta. Dengan demikian, pengertian anak tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas. B.  Klasifikasi Anak Tunanetra Klasifikasi yang dialami oleh anak tunanetra, anta

RUBIK UNTUK TUNANETRA

Kita tentu pernah atau sudah tahu apakah permainan rubik itu. Jika kita mendengar kata rubik, tentu yang ada di dalam benak kita adalah kerumitan, tak mungkin kita dapat memainkannya, atau kata-kata yang lain, yang intinya permainan rubik bukan permainan yang menyenangkan. Permainan rubik menjadi rumit karena rubik merupakan permainan pazel yang memang tidak mudah untuk di mainkan, kecuali kita tahu cara dan langkah-langkah dalam bermain rubik. Banyaknya warna-warna yang harus disatukan dalam beberapa sisi, sungguh membuat pusing bagi para pemainnya. Indra pengelihatan sangat penting dalam memainkan rubik, karena warna-warna yang ada pada rubik harus dilihat oleh mata. Pada tahun 2010 Yayasan Mitra Netra membuat terobosan dengan membuat rubik yang akses bagi tunanetra, yaitu orang yang mengalami hambatan pengelihatan. Saudara Nur iqsan dan saudara Zaenal (Karyawan Yayasan Mitra Netra), telah mencetuskan pembuatan rubik dengan tanda khusus, sehingga para tunanetra dapat memainkan ru

TERAPI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN UNTUK ANAK AUTIS

Sebelum/ sembari mengikuti pendidikan formal (sekolah). Anak autistik dapat dilatih melalui terapi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak antara lain: Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara lebih baik. Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak. Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain. Terapi medikamentosa/ obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang. Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/ mengurangi tingkat gangguan autisme. Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan) Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak lebih sempurna Biomedical treatment/ therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphine, a