Aspek-Aspek Dalam Tahapan Perkembangan Anak Usia
0-1 Tahun Antara Lain :
Gerakan Motorik
a. Gerakan Motorik Lembut
Motorik halus merupakan koordinasi antara
jari-jemari, telapak tangan dan kaki, serta mata. Untuk mendeteksi gangguan/penyimpangan perkembangan, bisa dilakukan
dengan alat skrining perkembangan
Denver II.
b. Gerakan Motorik Kasar
Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar.
Yakni gerakan yang dihasilkan otot-otot
besar seperti otot tungkai dan lengan. Yang biasany dilakukan melalui gerakan
menendang, menjejak, meraih dan melempar.
Berikut garis besar skrining perkembangan motorik
kasar menurut Denver II:
1) Gerakan Seimbang (sejak lahir hingga 0,5 bulan)
Hal
ini bisa dilihat dari anggota geraknya, yakni tangan dan kaki. Saat kaget,
keempat anggota geraknya yang semula dalam
posisi menekuk seperti katak, mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan.
Untuk
mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
*tarik
selimutnya saat anak sedang tidur, baik dalam posisi tengkurap atau telentang.
Jika salah satu dari keempat anggota
geraknya tak simetris, misal nya kaki kanannya tampak lemas/tak terangkat, perlu dicermati sebagai tanda
mencurigakan.
2) Mengangkat Kepala (20 hari - belum genap sebulan).
Dalam
range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak
sudah bisa mengangkat kepalanya sekitar 45
derajat. Selanjutnya, sekitar 1 bulan 10 hari sampai 3,5 bulan, bayi harus nya sudah bisa mengangkat kepala sejauh 90
derajat. Untuk mengetahui apakah anak
tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
*posisikan
anak tengkurap/telungkup. Jika tidak ada kelainan, secara spontan bayi akan
berusaha mengangkat kepalanya sendiri.
3) Duduk dengan Kepala Tegak (1,5 bulan - 3 bulan 3
minggu)
Perkembangan
motorik bayi pada tahap ini dapat kita lihat dengan cara memangku bayi tersebut dan menyandarkan anak pada tubuhnya
hingga kepalanya ikut tegak. Jika kepala bayi tampak lemas, terjatuh, atau menunduk, kita perlu memeriksakan kondisi
anak tersebut.
4) Menumpu Badan pada Kaki (1,2 bulan - 4 bulan 3
minggu)
Stimulasi
yang disarankan, posisikan tengkurap. Perhatikan, tubuh bayi akan terlihat
bertumpu pada kakinya.
5) Dada Terangkat Bertumpu pada Lengan (2,5 bulan -
mendekati 5 bulan)
Cara
stimulasinya, telungkupkan tubuh bayi tersebut. Perhatikan kemampuannya mengangkat lengan dan dada, hingga posisi
lengannya tegak. Untuk bisa bertumpu pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba panggil namanya, hingga
dia mencoba melihat ke arah suara dan
mengangkat kepalanya.
6) Tengkurap Sendiri (1 bulan 3 minggu - 5,5 bulan)
Cara
stimulasinya, jangan sering menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan karena
anak tak akan punya kesempatan belajar
tengkurap. Sebaiknya taruh anak di tempat tidur dengan posisi telentang. Kemudian sedikit demi sedikit bantu ia membalikkan
posisi tubuhnya.
7) Ditarik untuk Duduk Kepala Tegak (2 bulan 3 minggu
- 6 bulan)
Cara
stimulasi, tidurkan anak dengan posisi telentang, lalu tarik perlahan kedua
lengannya. Perhatikan, apakah
kepalanya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak atau tidak. Jika kepala tetap lunglai, besar kemungkinan ada
kelainan yang umumnya terjadi di susunan saraf pusat.
8) Duduk Tanpa Pegangan (5 bulan 1 minggu - 7 bulan)
Bila
sesudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak, coba lepaskan kedua
tangannya secara perlahan agar dia bisa
duduk sendiri.
2. Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif pada bayi mencakup kemampuan
mental yang meliputi berpikir, belajar, dan proses pemecahan masalah. Sama seperti kemampuan yang lain, kemampuan
kognitif pada bayi juga mengalami
perkembangan dari bulan ke bulan. Berikut adalah perkembangan kemampuan kognitif pada bayi dari usia 1 bulan
sampai dengan 12 bulan.
Usia 1 Bulan:
·
Melihat ke
arah orang-orang yang sedang bergerak.
·
Melihat ke
wajah orang-orang di sekitarnya.
·
Diam ketika
hendak digendong.
·
Menikmati
ketika berada di gendongan anda.
Usia 2 Bulan:
·
Matanya dapat
bergerak mengikuti orang atau benda yang bergerak.
·
Tetap
terbangun dari tidurnya untuk waktu yang cukup lama, artinya jam tidur si kecil
sekarang sudah mulai berkurang.
·
Mulai untuk
tersenyum.
Usia 3 Bulan:
·
Mulai senang
melihati tangannya sendiri.
·
Merasakan
suatu benda dengan mulut dan tangannya.
·
Menengokkan
kepalanya ke arah suara berasal.
·
Si kecil
menikmati permainan yang melibatkan interaksi, seperti cilukbaa….
·
Tersenyum
kepada orang yang dia kenal.
Usia 4 Bulan:
·
Dapat
memfokuskan matanya ke arah suara berasal.
·
Melihat
mainannya yang dipegang tangannya sendiri.
·
Tersenyum
sendiri ketika dihadapkan ke cermin.
·
Si kecil
mulai mengeluarkan tawanya.
Usia 5 Bulan:
·
Menemukan
mainan yang disembunyikan secara sebagian di bawah kain.
·
Dapat
memproduksi suara sendiri untuk menarik perhatian dari lingkungan sosialnya.
·
Memerhatikan
orang asing yang ada di sekitarnya.
Usia 6 Bulan:
·
Mulai mencoba
meraih mainannya yang sebenarnya berada di luar jangkauan si kecil.
·
Mulai
menyukai bersama orang lain atau menyukai keramaian.
Usia 6-12 Bulan:
·
Dapat
menemukan benda atau mainannya setelah sebelumnya melihatnya isembunyikan.
·
Melihat-lihat
gambar yang ada di buku, jadi sekarang anda mulai bisa membelikan si kecil buku-buku bergambar.
·
Dapat
menggunakan benda sebagai suatu peralatan sesudah ditunjukkan bagaimana caranya.
·
Dapat
memainkan mainannya dengan cara yang baru, menariknya, memutarnya, menyodoknya, dan merobeknya.
·
Menikmati
fungsi mainannya, seperti mainan musiknya, dll.
·
Sangat
menyukai permainan Ci..luk…baaaa……. ataupun Pok…ame…ame.
3. Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah
ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi
yang kuat. Keterangsangan yang
berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi
lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.
Seringkali sebelum lewatnya periode neonate,
keterangsangan umum pada bayi yang baru lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan
tentang kesenangan dan
ketidaksenangan.
Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh
dengan cara mengubah posisi secara
tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras, merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi
mengenakan popok yang basah, dan menempelkan
sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu menyebabkan timbulnya tangisan dan aktivitas besar.
Sebaliknya, reaksi yang menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek. Reaksi semacam itu juga dapat diperoleh dengan
cara mengayun-ayunkannya,
menepuk-nepuknya, memberikan kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada bayi dapat terlihat dari
relaksasi yang menyeluruh pada
tubuhnya, dan dari suara yang menyenangkan berupa mendekut dan mendeguk.
Bahkan sebelum bayi berusia satu tahun, ekspresi
emosional diketahui serupa dengan ekspresi
pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, bayi menunjukkan berbagai macam reaksi
emosional yang semakin banyak, antara lain
kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kebahagiaan. Reaksi ini dapat ditimbulkan dengan cara memberikan berbagai
macam rangsangan yang meliputi
manusia serta objek dan situasi yang tidak efektif bagi bayi ynag lebih muda.
Bukan hanya pola emosi umum yang mengikuti alur yang dapat diramalkan,
tetapi pola dari berbagai macam emosi
juga dapat diramalkan. Sebagai contoh, reaksi ledakan marah (temper tantrums) mencapai puncaknya pada usia
antara dua dan empat tahun, dan kemudian
diganti dengan pola ekspresi yang lebih matang, seperti cemberut dan sikap
Bengal.
Komentar
Posting Komentar